Covid Melonjak Sebagian Negara Eropa Pertimbangkan Lockdown

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara di kawasan Eropa berencana menerapkan kebijakan lockdown menjelang Natal tahun ini. Itu dilakukan seiring meningkatnya kasus corona di kawasan tersebut.

Mengutip Reuters, saat ini Eropa menyumbang lebih dari setengah infeksi rata-rata 7 hari secara global dan sekitar setengah dari angka kematian. Ini menjadi tingkat tertinggi sejak April tahun lalu ketika virus berada pada puncak awal di Italia.

Negara-negara termasuk Belanda, Jerman, Austria, dan Republik Ceko tengah merencanakan langkah menekan penyebaran, di tengah kekhawatiran pandemi berkepanjangan bakal menggagalkan pemulihan ekonomi Eropa.


Belanda sejak Jumat (12/11) telah mengumumkan lockdown usai Negeri Kincir Angin mencetak rekor harian 16.300 kasus. Belanda menjadi negara Eropa Barat pertama yang menekan pedal rem mobilitas warganya.

Berdasarkan aturan lockdown itu, bar, restoran, dan toko-toko non-esensial lainnya diwajibkan tutup pukul 19.00 dalam waktu setidaknya selama tiga pekan mulai Sabtu (13/11).

Pemerintah juga mengimbau warga untuk bekerja dari rumah sebisa mungkin. Selain itu, acara olahraga juga tak boleh dihadiri penonton dalam beberapa pekan mendatang.

Meski demikian, beberapa fasilitas umum, seperti sekolah, teater, dan bioskop masih diizinkan untuk beroperasi.

"Virus ada di mana-mana dan perlu diperangi di mana-mana," kata Rutte pada Jumat (12/11).

Menurut data UE, sekitar 65 persen populasi wilayah ekonomi Eropa (EEA) yang meliputi Uni Eropa, Islandia, Liechtenstein dan Norwegia, telah menerima dua dosis vaksin.

Sementara di negara Eropa selatan tingkat vaksinasi sekitar 80 persen. Namun keraguan vaksinasi di wilayah Eropa Tengah, Timur, dan Rusia, menimbulkan kekhawatiran bakal terjadi lonjakan kasus.

Jerman, Prancis, dan Belanda yang mengalami lonjakan infeksi menunjukkan bahwa tantangan bahkan terjadi pada negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.

Di Jerman, Kementerian Kesehatan menyerukan negaranya untuk mengimplementasikan langkah pengendalian ketat lewat penguncian wilayah atau penutupan sekolah.

Pada pekan lalu, tercatat kasus infeksi menembus 100 ribu.

Kepala Asosiasi Dokter Terbesar Jerman Marburger Bund menyatakan unit perawatan intensif mungkin perlu memindahkan pasien antar daerah untuk menemukan tempat tidur dalam beberapa minggu mendatang.

Pemerintah Federal dan pemimpin 16 negara bagian Jerman akan membahas langkah penanganan pandemi baru pada minggu depan.

Tetapi Menteri Kesehatan dari Baden-Wuerttemberg, Hessen, dan Brandenburg berpendapat bahwa negara bagian perlu membuka opsi untuk menegakkan kebijakan keadaan darurat, seperti jam tutup awal hingga penguncian atau penutupan sekolah.

"Dalam menghadapi beban di rumah sakit, yang di beberapa daerah dekat dengan kelebihan mutlak, status epidemi harus diperpanjang pada tingkat nasional," kata ketiga menteri kesehatan dalam sebuah pernyataan bersama pada Sabtu (13/11).

Sementara, Pemerintah Austria kemungkinan akan memutuskan untuk memaksakan lockdown pada warga yang tidak sepenuhnya divaksinasi pada Minggu (14/11) usai covid-19 mencetak rekor harian.

Sekitar 65 persen dari populasi Austria sepenuhnya sudah divaksinasi, salah satu tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat. Rendahnya tingkat vaksinasi didorong oleh sikap skeptis warganya soal vaksin covid-19.

(agt)

[Gambas:Video CNN]

0 Response to "Covid Melonjak Sebagian Negara Eropa Pertimbangkan Lockdown"

Post a Comment